Rabu, 11 Mei 2011

JUARA KELAS, TIGA TAHUN TK LULU UN.

Seorang siswa di SMA
Muhammadiyah 1
Kali Rejo, Kabupaten
Lampung Tengah,
tiga kali tidak lulus
ujian nasional (UN).
Padahal, siswa
tersebut, Nur
Hidayatusholihah,
selalumenjadi juara
kelas di setiap
tahunnya.
Nur Hidayatusholihah,
yang akrab disapa
Nunung, sampai dengan
tahun 2011 telah
mengikuti UN untuk
keempat kalinya. Ia
terpaksa berkali-kali
mengikuti UN karena
nilainya pada pelajaran
Matematika kurang.
Sebaliknya, Nunung
enggan menggunakan
kunci jawaban yang
selalu diberikan guru
satu hari menjelang UN.
"Tiga kali tidak lulus
UN, padahal dia
selalu menjadi juara
kelas. Dia ingin
membuktikan,
dirinyabisa lulus
dengan rasa
kejujurannya. Dia
menolak
menggunakan
jawaban yang
diberikan guru
beberapa hari
sebelum UN," kata
ketua Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
SlametNur Achmad
Effendy, Senin
(25/4/2011) di
Jakarta.Slamet
melanjutkan,
orangtuaNunung
sempat beberapa
kali menyarankan
agar anaknya
mengikuti ujian
paket C. Namun,
Nunung menolak.
"Kadang Nunung
mengaku kesal, ye tapi
memang sengaja, dia
ingin lulus dengan jujur,"
lanjut Slamet.Menurut
Slamet, para guru di
SMA Muhammdadiyah 1
Kali Rejo, Lampung
Tengah, sengaja
membagikan kunci
jawaban demi
memudahkan kelulusan
siswa. Mereka ingin
menjaga nama baik
sekolah. Ironisnya,
Nunung selalu menjadi
satu-satunya siswa
yang tidak lulus UN,
setidaknya dalam tiga
tahun terakhir ini.
"Kunci jawaban
diberikan oleh guru,
oleh tim, dan
terorganisasi.
Setelah ditanya, para
guru beranggapan
jika ada siswa yang
tidak lulus, akan
mencoreng nama
baik sekolah. Nunung
menjadi satu-
satunya siswa yang
tak lulus," ungkap
Slamet.
Terkait hal itu, kata
Slamet, pihaknya ingin
melakukan investigasi
ke beberapa dinas
pendidikan. Kecurangan
tersebut dinilainya
sangat sistematis,
yang membuat siswa
merasa sangat santai
karena belajar ataupun
tidak, mereka tetap
akan lulus. "Jawaban
sudah diberikan
sebelum UN. Kami
mendapat informasi,
semua itu berdasarkan
instruksi dari Dinas
Pendidikan Lampung
Tengah," tuturnya.
Slamet
mengungkapkan,
datatersebut akan
disampaikan ke
sejumlah media,
termasuk kepada
Menteri Pendidikan
Nasional. "Ini hanya
contoh kecil, dan
saya kira ini terjadi
di banyak sekolah.
Saya juga kaget, SMA
Muhammadiyah
sepertiitu," ungkap
Slamet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar