Minggu, 20 November 2011

KEAJAIBAN ANGKA KITA 1-10

Ternyata angka atau
bilangan dengan
menggunakan bahasa
Indonesia memiliki
struktur atau pola yang
unik dan mungkin tidak
akan ditemukan di
bangsa lain. Hanya di
Indonesia.
Setiap bangsa, negara
dan daerah pasti
memiliki penyebutan
sendiri untuk angka-
angka dari satu, dua
sampai dengan sepuluh.
Misalnya angka tiga kita
menyebutnya di
Indonesia tapi di negara
lain ada yang
menyebutnya tri, three,
san, tolu dan lain
sebagainya.
Bahkan bila ada yang
masih ingat angka-
angka tersebut dalam
bahasa daerah teman-
teman masing-masing
dari satu sampai
sepuluh maka kadang
ada angka yang
penyebutannya sama
dan ada pula yang
berbeda dengan Bahasa
Indonesia. Mungkin
tergantung dari
enaknya di lidah atau di
telinga.
Langsung saja. Di sini
saya bukan
mengajarkan Anda
berhitung tapi coba
perhatikan deretan
angka-angka di bawah
ini.
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Ternyata setiap
bilangan mempunyai
saudara ditandai dengan
hurufawal yang sama.
Bila kedua saudara ini
dijumlahkan angkanya,
maka hasilnya pasti
sepuluh. Contohnya
Satu dan Sembilan.
Mempunyai huruf awal
yaitu S dan bila
djiumlahkan satu dan
sembilan hasilnya
adalah sepuluh.
Begitu juga dengan Dua
dan Delapan, Tiga dan
Tujuh kemudian Empat
dan Enam. Terurut
sampai dengan angka
Lima. Lima dijumlah
dengan dirinya sendiri
juga hasilnya sepuluh.
Tidak sampai di situ,
ternyata huruf awalnya
juga punya peranan
penting terbentuknya
bilangan itu. Misalnya
Satu dan Sembilan
sama-sama huruf
awalnya adalah S yang
secara kebetulan
berada pada urutan 19
dalam alpabet. Bila
angka satu dan
sembilan dijumlahkan
kemudian dibagi dua
untuk mencari rata-
ratanya maka hasilnya
adalah 5. Bentuk angka
5 sangat identik dengan
huruf S. Yang pernah
membaca Matematika
Alam Semesta, perlu
ditambahkan bahwa 19
adalah angka TUHAN.
Kemudian Dua dan
Delapan. Huruf awalnya
adalah D yang urutan
keempat. Bila delapan
dibagi dua maka
hasilnya adalah empat
(pembenaran).
Selanjutnya Empat dan
Enam. Huruf awalnya
adalah E yang urutan
kelima. Lima berada
diantara Empat dan
Enam (pembenaran lagi).
Sedangkan angka Lima
huruf awalnya adalah L.
Dimana L digunakan
untuk simbol angka lima
puluh dalam perhitungan
Romawi(pembenaran
yang masih nyambung).
Lalu bagaimana dengan
Tiga dan Tujuh?
Ternyata susah cari
pembenarannya.
Ditambah,dikurang,
dibagi dan dikali
ternyata belum juga
ketemu. Tiga dikali
tujuh hasilnya 21,
kurang satu angka
dengan huruf T yang
urutan ke 20. Tapi
simbol V digunakan
untuk menunjukkan
angka tujuh dalam
perhitungan Arabic. Dan
V diurutan ke-22.
Ternyata, tidak pakai
matematika. Cukup
ditulis saja di kertas
kosong kemudian pasti
bisa ketemu
hubungannya. Coba tulis
huruf T kecil (t) di
sebuah kertas.
Kemudian putar
kertasnya 180 derajat
maka kamu bisa lihat
angka tujuh dengan
jelas. Lalu bagaimana
dengan angka tiga? Juga
sama.Tulis huruf T
besar di kertas pakai
font Times New Roman
kemudian putar 90
derajat ke kanan searah
jarum jam. Tada…. Kamu
pastibisa lihat angka
tiga dengan jelas. Tapi
sedikit mancung.
(pembenaran yang juga
dipaksakan sekali).
Pola unik ini mungkin
hanya bisa ditemukan di
Indonesia. Lalu
bagaimana dengan di
Malaysia yang juga
memakai bahasa yang
sama? Ternyata di
Malaysia angka 8 tidak
disebut sebagai Delapan
tapi Lapan. Jadi pola ini
hanya milik Indonesia.
Jangan sampai diklaim
juga sama mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar